Pemerintah Desa Tembalae, Kecamatan Pajo Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat, punya cara tersendiri untuk menggugah warganya agar mau di Vaksin. Tradisi unik dan lama ini dimiliki Kabupaten Dompu itu, untuk mendatangkan warga untuk berkumpul di satu titik.
Namanya Kareku Kandei, cara ini digunakan oleh Pemerintah Desa Tembalae, agar warganya berkumpul di salah satu titik. Saat warga berkumpul, barulah vaksin masyarakat itu dilakukan.
Menurut Kepala Desa Tembalae, Amir Mahmud, kegiatan Kareku Kandei ini salah satu upaya kami Pemerintah Desa dalam mensosialsiasikan akan pentingnya Vaksin untuk menjaga tubuh agar tidak mudah terserang Corona.
”Tentunya sebelum kegiatan Kareku Kandei ini ada pemberitahuan kepada warga tentang program vaksinasi ini, “kata Amir Mahmud, Kepala Desa Tembalae, Kamis (15/7/2021).
Tidak hanya saat pelaksanaan vaksin, Pemdes Tembalae, jauh hari sebelum dilakukan vaksinasi bagi masyarakat terutama Lansia ini, berkali-kali melakukan sosialisasi. Bahkan, dengan gencarnya sosialisasi ini, semula masyarakat yang menolak vaksin, akhirnya mau di vaksin.
Didesa hasil pemekaran dari Desa Ranggo ini, bahkan kewalahan melayani vaksinasi bagi warga. Memang, Pemkab Dompu, tidak memberi batasan jumlah vaksin, namun persiapan yang dilakukan oleh Pemdes dan Puskesmas Ranggo, tidak mencukupi. Dinas Kesehatan akhirnya menambah kekurangan vaksin yang semula hanya ditargetkan untuk 250 orang itu.
“Kegiatan serupa ini akan kita gelara kembali, tentunya dengan persiapan yang matang,” tambahnya.
Sementara itu, Kareku Kandei, bagi masyarakat Dompu, adalah sebuah perhelatan musik tradisional dan dilakukan oleh group yang biasanya berjumlah 6 orang bahkan lebih tergantung panjang dan besar lesung. Per orang masing – masing memegang Alu (Antan) untuk dihentakkan di lesung Panjang yang biasanya di zaman dulu digunakan untuk menumbuk padi agar menjadi beras.
Budayawan muda Dompu, Syarifuddin menjelaskan, alunan suara dari hentakan alu di bibir lesung oleh setiap orang dalam group Kareku Kandei akan menghasilkan alunan musik yang mengundang hasrat bagi siapa pun untuk ikut bergerak bahkan hendak menjadi bagian dari group Kareku Kandei.
“Tidak heran dalam pelaksanaan vaksinasi yang dilaksanakan oleh Pemdes Tembalae Kerjasama dengan Puskesmas Ranggo kali ini mendapat respon yang cukup tinggi dari warga,” jelasnya.
Kareku Kandei sendiri, biasanya digelar sebagai sarana pengumuman bagi warga desa, jika salah satu warga akan menggelar hajatan. Alunan tumbukan antan dan lesung yang bertalu-talu itu, yang digelar dari pagi hingga petang itu, membuat orang berbodong-bondong mendatangi sumber suara.
“Meraka datang tidak hanya tangan kosong, tapi membawa sumbangan berupa beras dan kebutuhan untuk hajatan,” jelasnya.
Tradisi Kareku Kandei ini, merupakan rangkaian awal sebuah hajatan yang akan digelar warga. Ini merupakan sarana komunikasi yang dilakukan sbelum rangkaian acara lain seperti Mbolo Weki dan acara inti seperti pernikahan atau hajatan lainnya. Tradisi turun temurun ini, biasanya juga menjadi pengumuman untuk rangkaian acara selanjutnya dan memberi tahukan kepada warga, tentang hajatan yang akan digelar oleh warga.
Tidak hanya hajatan, tradisi yang sudah mulai ditinggalkan warga akibat adanya tehnologi seperti pengeras suara dan alat komunikasi modern lainnya ini, juga biasa digunakan warga untuk pengumuman hajatan besar yang digelar pemerintah desa.(RIF)